Bagaimana para ilmuwan menemukan
Para ilmuwan dari Oregon State University melakukan studi untuk mencari tahu apakah kucing bisa membangun ikatan emosional pemilik mereka. Mereka mengundang 70 pemilik kucing, dengan hewan peliharaan mereka, dan meminta mereka untuk melakukan tugas sederhana. Setiap pemilik harus tinggal dengan hewan peliharaan mereka selama 2 menit di kamar yang sama, kemudian meninggalkan ruangan untuk 2 menit lagi, dan kemudian kembali dan tinggal dengan kucing mereka selama 2 menit lagi.Kucing menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari lampiran emosional yang aman daripada anjing.
Hasilnya ternyata sangat mengejutkan: sekitar 64% dari kucing tampaknya kurang stres ketika pemiliknya berada bersama mereka di ruangan yang sama, daripada selama pemisahan. Para ilmuwan percaya bahwa itu adalah tanda bahwa kucing dapat membentuk apa yang disebut "lampiran aman" sama seperti anjing dan anak lakukan. Ini berarti bahwa mereka merasa lebih aman dan percaya diri dan lebih mungkin untuk menjadi aktif dan menjelajahi dunia di sekitar mereka ketika pengasuh mereka hadir.
Sekitar 35% dari kucing yang disurvei menampilkan gaya "lampiran tidak aman", menunjukkan tanda stres seperti menghindari pemiliknya. Anehnya, tingkat yang aman dan tidak aman lampiran antara kucing dan pemiliknya hampir mirip dengan yang ditunjukkan oleh anak (65% aman, 35% tidak aman). Bahkan anjing mencetak lebih rendah pada skala ini dengan hanya 58% aman!
Tingkat kucing dari ikatan emosional yang aman mirip dengan yang ditampilkan anak.
Kristyn Vitale, penulis utama studi, yakin bahwa baik kucing dan anjing menunjukkan jenis yang sama lampiran untuk pemilik mereka sebagai anak lakukan untuk pengasuh mereka. Kebanyakan kucing menghabiskan banyak waktu dengan pemiliknya, sehingga mereka menjadi lebih bergantung, melihat mereka sebagai sumber keamanan, dan bahkan datang kepada mereka ketika mereka membutuhkan penghiburan.
Ini semua tentang gen.
Para ilmuwan mengklaim bahwa pelatihan lebih lanjut dan Sosialisasi mungkin memiliki dampak kecil pada cara kucing merasa tentang pemiliknya. Ini adalah faktor yang diwariskan seperti temperamen yang paling penting. Para peneliti menyoroti bahwa jika seekor kucing berhasil terhubung dengan pengasuh mereka, hubungan mereka akan stabil dalam jangka panjang.Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan.
Skeptis mengatakan bahwa percobaan ini harus diulang dengan orang asing, karena sekarang kita tidak bisa tahu pasti apakah kucing itu menanggapi kehadiran pemiliknya atau jika mereka akan bereaksi dengan cara yang sama untuk setiap manusia. Tapi kucing pasti membentuk hubungan emosional pemilik mereka, kita hanya tidak bisa yakin bahwa hal itu dapat diklasifikasikan sebagai lampiran aman psikologis dalam arti tradisional, tanpa penelitian lebih lanjut.Apakah Anda setuju dengan hasil studi? Bagaimana tampilan kucing Anda sayang? Berbagi cerita tentang hewan peliharaan Anda di komentar.
