"Jadi pilihannya adalah di tangan Presiden, tidak perlu mengedukasi," katanya dalam sebuah diskusi politik dengan tema-"Rasionasi rekonsiliasi" yang diselenggarakan oleh Vox Point Indonesia di pasar baru. Namun, Jansen mengingatkannya untuk berhati-hati dalam menentukan pendeta. Karena jika Anda memilih, maka kesalahan terletak pada semua orang Indonesia.
Kita juga perlu membuka semua pilihan untuk menemukan orang-orang terbaik. Tidak hanya dengan mendukung Partai, kita juga dapat melihat kader kualitas Partai di luar koalisi.
"Tolong, silakan bentuk lemari terbaik. Ya, jika Anda tidak memilikinya di 01, Anda dapat menemukannya di 02. Jika tidak, ada juga 03, Serikat buruh Indonesia. Memberikan posisi kepada para ahli, profesional,--"Jansen menyimpulkan.
Presiden Menteri Partai Demokrat bukanlah objek berharga yang diperdebatkan hari ini. Partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berfokus pada polarisasi hanya setelah pemilihan Presiden lepas landas. Presiden DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menekankan bahwa rekonsiliasi elit adalah wajib. Dia juga menunjukkan bahwa rekonsiliasi tidak hanya memerlukan kursi dari Menteri.
"Apakah ada posisi atau tidak, rekonsiliasi adalah suatu keharusan," katanya dalam sebuah diskusi politik dengan Vox Point Indonesia "berbagi rekonsiliasi" di pasar baru. Demokrat bahkan tidak peduli jika Presiden terpilih akan bertemu sebagai pertemuan dengan Presiden Gerindra Prabowo Subianto di gerbong MRT, karena hal yang paling penting adalah untuk mendinginkan bola pasca pemilu yang merupakan tugas dari setiap politik Partai.
Selain itu, proses pendinginan dimulai ketika komandan demokratis Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono "delapan setengah bulan kita hidup dalam suhu hangat. Jadi, ketika itu dilakukan, mari kita pergi dengan tenang,-katanya.
