Seorang pengamat politik di pusat kajian strategis dan internasional (CSIS), J Kristiyadi mengatakan probabilitas bahwa mitologi Sukarno selalu menjadi pedoman bagi kepemimpinan pDIP. "PDIP adalah partai politik yang memiliki mitologi bernama dude Karno-" ", s" Kristiyadi mengatakan dalam sebuah diskusi di kantor sindikat para, Kebayoran baru, Jakarta.
Kristiyadi berkata, trah ini bukan hanya masalah warisan dalam arti biologis. Namun, keturunan Sukarno juga dapat dilihat oleh murid dari ideologi Sukarno.
"Tetapi pada kenyataannya, orang Sukarnois tidak hanya asal biologis. Tapi mereka juga bisa menjadi produk ideologis, "jelasnya.
Dia mengatakan, masalah ideologi Sukarno ini harus dipahami oleh Megawati pada akhirnya puan atau Prananda dianggap mampu menduduki jabatan Presiden PDI-P. Orang muda yang mampu memahami kehidupan sebagai relawan, "katanya.
Untuk diketahui, PDI akan berjuang minggu depan untuk mengadakan Kongres ke-5 di Bali pada 5-8 Agustus. Di Kongres, PDIP akan membangun struktur baru, Presiden harian Partai, diisi oleh salah satu putra biologis Megawati, Prananda Prabowo atau puan Maharani.
PDIP berharap Prabowo hadir di Kongres
PDI-Fight akan mengadakan Kongres V di Bali pada 8-10 Agustus. Mata publik saat ini adalah Presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang tetap pada acara tersebut.
Undangan Prabowo juga diberikan oleh Presiden PDI-P-Jenderal Soekarnoputri ketika mantan Kopassyus Danjen Teuku Umar, Menteng, berkunjung. Prabowo juga mengatakan terima kasih untuk menerima undangan.
"Ketika diminta oleh IBU Mega. Saat Prabowo tiba, Prabowo menjawab Terimakasih atas undangan tersebut, "" ujar DPP Wasekjen, Gerindra Andre Rosiade, saat dia berada di pasar baru, Jakarta.
Andre percaya bahwa sikap Prabowo menunjukkan kemungkinan untuk hadir. Namun, ia mengenang penonton, ketika Prabowo masuk sehingga ia dapat bersatu di negara tersebut.
"Seperti yang saya katakan, Insyallah akan mencoba untuk mengambil undangan," katanya. Bagi pendukung Prabowo yang menginginkan oposisi Gerindra, Andre menjelaskan bahwa bangsa itu hanya membutuhkan oposisi yang konstruktif. Sementara oposisi yang penuh dengan kemarahan dan kebencian bukanlah bagian dari budaya nasional.
"Indonesia membutuhkan perdamaian, karena dengan itu kita dapat menahan krisis ekonomi global yang terlihat dari"
